MENGUJI KUALITAS BETON DENGAN UJI TEKAN DAN SLUMP TEST
Menguji Kualitas beton dengan Uji Tekan Beton dan Slump Test
Sungailiat bangka - Sejak tanggal 9 juli 2021 kami mendapat pekerjaan proyek reservoir air diareal rumah sakit umum daerah depati bahrin kota sungailiat.
fisik dan struktur dari proyek ini 98% concrete alias beton bertulang dengan kualitas beton dari K-200 sampai K-300.
Dalam dunia konstruksi/proyek bangunan pasti yang namanya proses pengecoran adalah bagian penting dalam proses pembangunannya. sekarang ini Untuk mendapatkan hasil yang baik dan maksimal para pelaksana proyek sudah mulai menggunakan jasa readymix. selain penentuan kualitas yang akurat, mixingplan penyedia readymix juga menggunakan bahan adiktif atau adesive. Bahan campuran beton yang akan mempercepat proses pengerasan beton dan bisa mempersingkat proses pembangunan.
Dalam berapa kali pengecoran diproyek kami, biasa ada proses pengambilan sample beton basah lalu dicetak dengan beberapa jenus cetakan metal. proses ini yang biasa disebut proses pengujian kualitas slump test dan uji tekan beton yang dilakukan di laboratorium dinas pekerjaan umum atau lab swasta.
melihat proses ini kawan-kawan kadang bertanya-tanya itu apa, untuk apa dan bagaimana. olehkarna itu saya mulai mencari materi dariberbagai sumber segala sesuatu tentang uji tekan beton dan slump test tersebut.
Uji Tekan Beton
Tujuan Pengujian sampel beton ini agar dapat mengetahui kekuatan beton yang digunakan pada proyek konstruksi bangunan. Pengujian ini menggunakan mesin khusus yang bernama Universal Testing Machine(UTM).
Setelah pengambilan sample beton dengan Coredrill atau penyetakan beton lalu langsung membawa sampel beton tersebut ke Laboratorium. Sampel beton berbentuk siliinder tersebut akan dilakukan impresi untuk pengujian kuat tekan atau pengujian Beton Inti(SNI 03-3403-1994). Alat uji yang digunakan adalah mesin tekan dengan kapasitas dari 2000 kN sampai dengan 3000 kN.
Beton dimasukan kedalam cetakan silinder dengan diameter 1,52 cm dan tinggi 30,5 cm
Isi cetakan dengan beton segar dan dipadatkan agar tidak terjadi lubang pada beton tersebut
Tutup pinggir cetakan dengan menggunakan bahan tahan karat dan kedap air untuk menjaga proses pengeringan
Tunggu dan diamkan beton tersebut selama 24 jam untuk proses pengeringan
Setelah 24 jam, kemudian buka cetakan beton yang telah kering
Kemudian beton diletakan pada mesin pengujian atau mesin UTM
Tentukan berat dan ukuran benda uji
Jalankan mesin dengan kosntan dengan beban 2 kg sampai 4 kg per detik atau berkisar antara 0,2 N/mm^2 sampai 0,4 N/mm^2 per detik hingga benda uji hancur.
Selanjutnya Kuat tekan beton dengan dengan ketelitian 0.95 MPa dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :
Sedangkan kuat tekan beton dengan ketelitian sampai dengan 0.5 MPa dapat dihitung dengan:
(SNI 03-3403-1994)
Co adalah faktor pengali yang berhubungan dengan arah pengambilan benda uji beton inti pada struktur beton, dimana Co adalah sebagai berikut:
− Horisontal (tegak lurus pada arah tinggi dari struktur beton) = 1
− Vertikal (sejajar dengan arah tinggi dari struktur beton) =0.92
C1 adalah faktor pengali yang berhubungan dengan rasio panjang sesudah diberi lapisan untuk kaping (L’) dengan diameter D dari benda uji, seperti yang diberikan pada table berikut:
C2 adalah faktor pengali karena adanya kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti yang letaknya tegak lurus terhadap sumbu benda uji dapat dihitung dengan rumus:
Kuat tekan beton pada titik pengambilan contoh dapat dinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekan 3 silinder beton (minimum 3 silinder beton) yang diambil dari daerah beton tersebut memenuhi 2(dua) persyaratan sebagai berikut:
(1) Kuat tekan rata-rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc’
(2) Kuat tekan masing-masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc
Catat tingkat maksimum yang terjadi selama beton diberi pembebanan.
Kemudian hitung beton tersebut dengan rumus standart tekanan beton
Setelah pengujian beton dilakukan akan mendapatkan data yang valid untuk diserahkan ke kontraktor atau pengawas untuk dilakukan pengecoran, data ini akan menunjukan tingkat kekauan pada beton yang telah diuji dengan baik.
Pada pengecoran diproyek penting dilakukan pengujian slump test agar dapat mengetahui kekakutan ataupun menentukan konsistensi pencampuran dari agregat halus dan agregat kasar tersebut, dalam campuran beton mempunyai konsistensi yang berbeda, misalnya dalam pengecoran beton menggunakan K -250 dalam pencampurannya akan berbeda dengan campuran K – 275 maka workabilitynya akan berbeda.
Slump Test Beton
Alat ini biasanya berdiameter 10 centimeter di bagian atas dan 20 centimeter di bagian bawah dengan tinggi 30 centimeter.
Beton siap untuk dilakukan pengecoran.
Nilai slump yang baik
adalah yang sesuai dengan rencana kerja dengan nilai toleransi 2 cm baik batas atas maupun batas bawah, contoh apabila direncanakan slump 12 +/- 2 cm maka bila saat beton tsb di tes kekentalannya sebaiknya berkisar antara 10 cm (batas bawah) sampai dengan 14 cm (batas atas).
Nilai Slump Mempengaruhi Mutu Beton & Workability
Kekentalan beton dan mutu beton akan saling mempengaruhi antara satu dan yang lainnya. Mutu beton yang ditunjukkan dengan huruf dan angka dibelakangnya menunjukkan kepada kita bahwa angka tersebut adalah kekuatan beton tersebut saat nanti di uji tekan di umur 28 hari. Nilai slump yang berada di belakang mutu beton menunjukkan nilai kekentalannya dan berhubungan dengan kemudahan beton tsb untuk dikerjakan di lokasi cor (workability). Semakin encer nilai slumpnya maka beton tsb semakin mudah utk dikerjakan, semakin kental beton tsb maka semakin berat & sulit beton tsb dikerjakan. Jika beton tsb semakin encer tetapi tidak dibarengi dengan penambahan jumlah semen maka bisa dipastikan mutu beton tsb malah menurun (ingat diagram water cement-ratio pada halaman tabel mutu beton).
Nilai Slump Normal
Biasanya Slump Beton dapat dengan mudah dikerjakan dengan baik untuk struktur normal dengan nilai slump antara 8-15 cm,pada kondisi itu beton dapat diaplikasi dengan baik pada struktur kolom, plat lantai, dinding dsb dengan ketinggian dibawah 30 meter dari permukaan tanah.
uji tekan beton dan slump test tidak dapat dipisahkan untuk menjaga dan mengetahui kualitas pengecoran diproyek dan struktur bangunan. Pengujian ini penting dilakukan terutama pada proses pengecoran struktur bagunan, struktur yang baik akan mampu menahan dan menjaga keseimbangan bangunan dalam jangka panjang.
editor : ardy stania
#duniaproyek #freelancerpgk #teammbahudin #reservoiair
0 Response to "MENGUJI KUALITAS BETON DENGAN UJI TEKAN DAN SLUMP TEST"
Post a Comment